Menanamkan
Nilai-Nilai Moderasi Beragama
UNDARIS. Serangkaian kegiatan webinar Series, Seri 3 dengan
tajuk Bedah Buku Someone has To Die” menjadi sebuah pendekatan
baru dalam menanamkan nilai-nilai moderasi beragama bagi mahasiswa. Kegiatan
ini dibuka oleh Rektor UNDARIS, bapak Dr.
Drs. H. Hono Sejati,S.H.,M.Hum. Beliau mengatakan bahwa Indonesia yang memiliki
masyarakat majemuk sangat diperlukan nilai-nilai moderasi beragama untuk membentuk sikap toleransi beragama agar
tercipta pesatuan dan perdamaian dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Narasumber pada webinar kali ini dari penulis buku yaitu Jim Boton (Amerika Serikat), dan pembedah buku Nafik
Muthohirin, S.Pd.I., MA.Hum (Dosen Universitas Muhammadiyah Malang), dan Prof. Dr. Mahmud Farid Ibrahim J., M.Si
(Ketua Yayasan Hidayah Bangsa).
Dengan hadirnya Novel “Someone
Has To Die” dapat menjadi sebuah pendekatan baru dalam menanamkan
nilai-nilai moderasi beragama. Di dalam novel ini menghadirkan beberapa tokoh:
mulai dari Louis Staunton (Anggota Kongres AS sekaligus tokoh perdamaian
internasional, Saifullah (perekrut teroris asal Indonesia), Abdullah (mantan teroris
yang bersembunyi dari masa lalunya), Kristiyana (minoritas Kristen yang tinggal
di lingkungan Muslim bersama anaknya: Mayangsari) serta tokoh lain. Banyak
nilai sosial-moral yang perlu kita teladani dari isi novel “Someone Has To
Die”, misalnya: toleransi antar umat beragama, tidak fanatik berlebihan
yang bisa membutakan rasionalitas seseorang, mengajarkan nilai-nilai
kemanusiaan, tidak mudah berstereotip pada pemeluk agama lain, serta menjunjung
tinggi perdamaian.
Radikalisme berawal dari
sikap intoleransi. Hal ini bisa terjadi karena adanya kurangnya pemahaman
terhadap agama yang komprehensif, dan matinya rasionalitas seseorang. Perbedaan
agama tidak menjadi sebuah permasalahan, tapi jadikan semua perbedaan itu
sebagai sunatullah untuk menjalin persaudaraan. Kita sebagai generasi muda harus
menjadi Agent of Change atau Agent of Peace. Dengan cara
mengamalkan nilai cinta kasih dan damai, bertoleransi antar umat beragama di
lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.
(Alil Rinenggo).
Share This News